Jumat, 13 Juni 2014

tulisan 5 bahasa indonesia

Sinopsis Novel 9 Summers 10 Autumns
Karya Iwan Setyawan


Di tengah keramaian kota New York, di perjalananku menuju stasiun Fleetwood tiba-tiba ada 2 orang laki-laki yang tak ku kenal mendekatiku dan mencengkeram erat lenganku. Aku merasakan setuhan pisau di perutku, mereka mengambil semua uangku hanya debit card, foto keluarga saja yang tersisa dan rasa sakit di bibirku. Tetapi ditengah semua kejadian itu aku untuk pertama kalinya bertemu dengan Dia seorang bocah yang memakai seragam putih merah.  Dia mengingatkanku pada diriku sendiri waktu kecil.
Mulai dari hari itu Aku sering berjumpa dengan bocah tersebut,untuk berbagai cerita. Di masa kecilku, Aku tinggal di rumah yang sederhana tak banyak kenangan indah yang ku ingat karena hidupku yang sederhana walaupun begitu disana Aku,Mbak Isa, Mbak Inan, Rini, dan Mira tumbuh bersama dengan cinta dan kesederhanaan didampingi oleh Bapak dan Ibuku. Di rumah itu pula Aku merasakan hangatnya kasih sayang dari keluargaku. Rumah yang membuatku ingin mendapatkan kamar sendiri. Kuceritakan tentang rumahku di sepanjang makan malam di Grand Central Terminal.
Selama berjalan di sepanjang Brookly Bridge, Aku menceritakan pada bocah kecil berseragam putih merah itu tentang Bapakku, Abdul Hasim. Kukatakan padanya bahwa kedua orang tuaku tidak pernah duduk dibangku sekolah. Ayahku adalah sopir angkot. Ia berjuang mengumpulkan uang demi keluarganya dengan membeli mobil bekas. Walaupun cuma sopir angkot , aku tetap bangga padanya. Tiba-tiba Aku memeluk bocah kecil itu sambil berkata :”Aku kangen Bapak”.  Itu yang memberikan Aku kekuatan.
Setelah beberapa kali Aku bertemu dengan bocah itu, mulai kuceritakan saudara-saudaraku yang pertama Mbak Isa. Dia adalah kakak pertamaku. Ia yang memberikan kesempatan kepada adiknya yang ingin kuliah. Ia sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak  dan sekarang bekerja sebagai guru SD . Dia adalah pahlawan bagiku. Lalu kakak keduaku, Mbak Inan dengan kekuatan sastranya dalam membaca puisi. Kisahku dengan adikku Rini yang selalu punya tempat khusus dihatiku. Ia adalah sahabatku. Dan adik bungsuku Mira dengan pribadinya yang hangat dan sekarang Ia menjadi dokter hewan.
Sabtu sore dimusim gugur, kuceritakan kisahku saat Aku lahir pada bocah itu. Kelahiranku adalah kegembiraan untuk orang tuaku terutama Bapakku. Aku tumbuh menjadi anak rumahan dan ketika memasuki SD Aku baru berani tidak ditemani oleh Ibuku. Aku memiliki banyak prestasi  mulai akademik maupun seni. 
Kemudian kisahku pada saat Aku berhasil lolos mendapatkan PMDK di Institut Pertanian Bogor jurusan statisika. Dan semua kesusahaku yang ku alami sampai saat Aku sudah bekerja.  Aku mulai karierku di Nielsen Jakarta  hingga aku terbang ke Amerika dan bertemu dengan Mbak Ati.
Hingga puncaknya Aku sangat merindukan akan rumah kecilku dan akhirnya kuputuskan untuk berhenti dari Nielsen . Lalu Aku menanyakan tentang masalahku padanya. Tenyata  dia akan pergi ke Indonesia bersamaku . Aku sangat senang mendengarnya. Pada suatu hari aku akhirnya kembali ke Indonesia bersama bocah kecil itu, dan berjumpa dengan seluruh keluargaku. Kemudian aku mengajak dia pergi ke Gunung Rinjani di Lombok dan sesampainya dipuncak Rinjani , selepas dia pergi meninggalkanku . aku tak tahu kemana masa depan ini akan membawaku? Aku hanya inggin melangkah maju .

Salah satu langkah besar terjadi setahun setelah perjalanan ke Rinjani ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar